Friday, June 13, 2014

Pertemuan Kelompok Elite Super Rahasia Nomer Wahid Sejagad

Polisi Denmark Akui Bahwa Hotel Marriott Sebagai Tempat Pertemuan Grup Paling Elite dan Paling Rahasia Sejagat “The Bilderberg” di Tahun 2014


Polisi Denmark telah mengkonfirmasi bahwa Hotel Marriott di Kopenhagen Denmark akan menjadi tempat pertemuan kelompok elite super rahasia nomer satu di dunia “The Bilderberg” pada tahun 2014,  kelompok calo kekuasaan pengendali dunia global sejagat.
Meskipun telah ada beberapa keraguan apakah hotel bintang 5 itu akan menjadi tempat untuk konfrensi rahasia di tahun 2014? Keraguan itu karena konfrensi biasanya dilaksanakan dan berada di hotel yang jauh dari keramaian, kini berlokasi di kota dan dekat dengan jalan yang sibuk. Pihak berwenang kini menegaskan bahwa Bilderberg akan bertemu di sana dari pada 30 Mei-1 Juni 2014.


Polisi juga telah membuat banyak parkir yang luas dan terletak di seberang hotel yang tersedia untuk pengunjuk rasa, meskipun markas besar kepolisian dilaporkan juga berlokasi dekat situs ini, yang memungkinkan pihak berwenang untuk terus mencermati dan memantau para demonstran.
Wilayah di mana demonstran akan berkumpul tidak lebih dari 20 meter dari Marriott Hotel, yang berarti pengunjuk rasa dan media akan bisa mendapatkan lokasi yang jauh lebih dekat untuk meliput kedatangan para anggota Bilderberg dibandingkan tahun 2013 lalu, ketika mereka harus berjalan ke lapangan sejauh setengah mil dari Grove Hotel di Watford, Inggris.
Wartawan Infowars juga akan berada di Kopenhagen untuk meliput acara dengan live streaming video dan update reguler.
Organisasi elit, yang bertemu setiap tahunnya baik Eropa, Amerika Serikat atau Kanada ini terdiri dari beberapa anggota “kelas berat” yang paling kuat dari dunia industri, perbankan, politik, royalti, akademisi dan teknologi.


Kelompok mereka adalah orang-orang kaya dunia yang berkiblat ke dunia barat. Milai dari bangsawan atau aristocrat kaya raya, hingga pengusaha yang memiliki multi perusahaan di dunia.
Orang kaya-raya dibawah mereka sudah tak masuk dalam kelompok elite nomer wahid ini. Orang-orang dibawahnya adalah orang-orang dengan kekayaan kira-kira dibawah urutan seratus dunia.
Mereka juga mengontrol pengusaha-pengusaha dunia dan menjadikan pengusaha-pengusaha yang tunduk pada mereka menjadi kepala negara, presiden atau perdana menteri.
Mereka tak mau merestui jika yang diangkat menjadi kepala negara adalah yang tak berkiblat ke Barat. Mereka akan menggunakan segala cara untuk menjegalnya melalui intelijen yang pro-terhadap mereka, yaitu CIA, FBI, Mossad, M16 dan intelijen pro-barat lainnya. Intelijen adalah alat mereka, namun sebagai kedok sebagai alat negara.

Pada masa lalu saat presiden Susilo Bambang Yudhoyono naik sebagai presiden, para elite dunia sempat tak menyetujuinya, dan mengerahkan teroris di Indonesia.

Maka terjadilah pengeboman di Bali dan juga pengeboman terhadap hotel mereka sendiri di Jakarta, Hotel Marriott. Kepala pemerintahan akan digoyang habis-habisan, dan terkesan oleh rakyatnya agar presiden selalu salah dan tak memuaskan rakyatnya.

Akhirnya setelah SBY melunak, tekanan dari mereka berkurang secara signifikan.  Hal itu disampaikan oleh Wayne Madsen seorang jurnalis investigasi (Investigative journalist) saat wawancara melalui televisi nasional Russia, RT.  


Tahun 2013 lalu, orang-orang seperti Jeff Bezos, Timothy Geithner, Christine Lagarde, Henry Kissinger, juga Ratu Beatrix dari Belanda dan Perdana Menteri Inggris David Cameron semuanya hadir.


Sementara itu media mainstream biasanya gagal untuk menuntut liputan pers terhadap Bilderberg ini – karakteristik kelompok mainstream media yang hanya sebagai “toko yang berbicara” seperti CNN, CNBC, ABC, BBC, Aljazeera dan FOXnews – adalah contoh mainstream media yang tak terhitung dari organisasi yang mereka memiliki dampak langsung terhadap kebijakan global.

Sedangkan media yang bersebrangan dan telah didokumentasikan dalam beberapa tahun terakhir ini, mengarah ke tuduhan bahwa kelompok ini pada dasarnya tidak demokratis di alam masa kini.

Hal ini telah menyebabkan demonstrasi anti-Bilderberg yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tahun lalu di Watford, Inggris ketika ribuan orang menghadiri acara yang digelar di lapangan Grove Hotel, di mana Bilderberg melaksanakan pertemuan.

Pada tahun 2010 lalu, mantan Sekretaris Jenderal NATO dan anggota Bilderberg Willy Claes, mengakui bahwa peserta Bilderberg diberi mandat untuk melaksanakan keputusan kebijakan yang telah dirumuskan dalam pertemuan itu.

Ada banyak sekali contoh lain bagaimana Bilderberg telah mempengaruhi peristiwa-peristiwa global besar dari masa lalu hingga waktu ke depan, memilih Presiden dan Perdana Menteri dunia secara teratur (termasuk Indonesia – adm) dengan menghancurkan dan melakukan penghinaan bagi proses demokrasi di dunia.
 Tiga calon presiden Indonesia periode 2014-2019. Foto atas: Pengusaha papan atas Indonesia, Prabowo (kiri) dari Gerindra dan Bakrie (kanan) dari Golkar yang keduanya adalah anak didik dari diktator pada masa “New Order” Suharto. Foto bawah: Calon presiden Joko Widodo dari PDI-P, pengusaha furnitur yang sederhana, mulai dikenal setelah menjadi walikota Solo dan berhasil menyabet gelar sebagai walikota terbaik nomer tiga sejagat, kini menjadi Gubernur Jakarta dan juga maju sebagai calon Presiden Indonesia atas desakan rakyat dari Aceh hingga Papua.

Mereka akan memenangkan pemimpin yang pro-Barat, dan berusaha menekan negara-negara dunia ketiga bahkan negara kaya alamnya agar tak menjadi negara hebat layaknya negara-negara mereka
Mereka melakukannya agar negara yang telah diagendakan agar selalu tergantung dengan mereka itu, selalu terpuruk dan tergantung dengan mereka.
Hal itu mereka lakukan supaya negara-negara itu mudah untuk mereka dikendalikan.

Dalam beberapa tahun belakangan, telah terjadi “penumbangan pemimpin-pemimpin pemerintahan di dunia”, khususnya di Timur Tengah yang dikenal dengan istilah “Arab Springs”.

Para pengamat dan peneliti geo-politik dan pakar konspirasi berpendapat sama, semua itu adalah skenario dari Bilderberg yang telah direncanakan sebelumnya, dengan bantuan antek, cell (sel) dan kelompok terorrist berkedok agama yang mereka pelihara sebagai aset mereka.

Tahun 2013 lalu, pengacara Italia Alfonso Luigi Marra meminta agar Jaksa Penuntut Umum dari Roma menyelidiki organisasi klandestin untuk kegiatan kriminal.

Ia mempertanyakan apakah pada pertemuan Bilderberg tahun 2011 di Swiss telah menyebabkan pemilihan Mario Monti sebagai Perdana Menteri Italia. Pada tahun 2009, ketua Bilderberg Étienne Davignon bahkan membual tentang bagaimana mata uang tunggal Eropa, Euro, adalah gagasan dari Bilderberg Group.

Mata Uang Euro Dibuat Oleh Kelompok Bilderberger
Mata uang Euro digagas dan dibuat oleh Maurice Strong, ia dulunya pernah menjadi Sekjen PBB periode 1972. Dan penggagas konferensi lingkungan hidup pada tahun 1992 di Rio de Janeiro.
Ia adalah serigala berbulu domba, yang mengatasnamakan lingkungan hidup agar mendapat keuntungan yang tak terkira dan kemudian dapat mengontrol dunia, dengan menggeser berfikir masyarakat dunia tentang Go Green, yang kini sebagai bisnis utamanya. 


Maurice Strong juga seorang Bilderberger, bilyuner dan pengusaha multi bilyuner minyak dunia. Dia juga menjual-belikan surat izin karbon polusi ke semua perusahaan sedunia jika ada yang ingin tetap membuat polusi.

Ia juga terlibat skandal di PBB tentang penjualan minyak dunia lalu disubsidikan ke bahan makanan untuk negara yang sedang kelaparan, skandal ini dikenal dengan nama oil-for-food scandal.

Lalu diapun berhenti dari PBB dan kemudian pindah dan menetap di Beijing, Cina sejak tahun 2005 lalu. Sebenarnya, Maurice Strong adalah manusia tanpa negara, karena dia dapat pindah kemana saja dia mau.
Namun dia memilih ke Cina, karena disana industri dan pabrik paling banyak dan telah maju. Di Cina ternyata dia juga berinvestasi ke banyak industri termasuk sebagai pemodal merk mobil Cina, Chery, yang mempunyai market tak hanya di Cina tapi juga di benua Amerika. Mobil ini dapat bersaing dengan mobil lainnya karena harganya yang murah.

Ternyata, seorang yang dikenal sebagai aktifis lingkungan justru mambuat perusahaan mobil yang pasti mencemari lingkungan dan berdampak mengeluarkan polusi udara dan polusi suara.
Jesse Vantura, seorang ahli konspirasi dikabari tentang hal tersebut. Ia tetap mencari siapa yang pernah dekat dengan Maurice Strong dan menetap di Amerika. Jesse pun dikenalkan dengan seorang bernama George Hunt, seorang environmental whistleblower.
Whistleblower adalah seseorang yang melaporkan perbuatan yang berindikasi tindak pidana atau perbuatan ilegal. Namun dalam kasus yang satu ini berhubungan dengan lingkungan. George Hunt menemui Maurice Strong pada tahun 1987.
 Pada Kongres PBB pada saat itu mengangkat masalah tentang lingkungan hidup. Dan Maurice Strong mempunyai andil disana dengan semua agenda dan konsepnya.
Jadi menurutnya, konspirasi global warming ini bukan masalah pencemaran lingkungan akibat karbondioksida atau lainnya, namun hanya karena uang. Lalu uang ini akan digunakan untuk dapat menguasai dunia.
Ini bukan masalah hanya menguasai negara ataupun sebuah wilayah, tapi ini masalah agar dapat menguasai dunia secara global, New World Order.
Ia juga mendekati para aristocrat dunia terutama di Eropa, yaitu para raja-raja dan ratu-ratu Eropa agar berinvestasi untuk mengambil keuntungan di bidang ligkungan hidup melalui bank-bank besar Eropa. Lalu, Maurice Strong mempunyai rencana untuk membuat bank-bank menjadi satu untuk mengurusi tentang masalah lingkungan hidup dan menglolanya (World Conservation Bank).
Dari satu bank besar tersebut, maka diusulkan untuk memiliki suatu mata uang sebagai patokannya. Namun mata uang itu harus independen dan bukan mata uang yang telah ada.
Akhirnya terciptalah mata uang Euro sebagai mata uang tandingan baru bagi semua mata uang di negara se-Eropa dan rakyat Eropa mulai meninggalkan mata uangnya yang asli.
Bersatunya mata uang tersebut sebagai salah satu agendanya yang berada dalam satu komando, New World Order bank. Ini belum merupakan monopoli, tapi ini adalah suatu bentuk “kerjasama”.
 Tapi dalam agenda jangka panjangnya, Maurice Strong berencana untuk mengganti mata uang tandingan Euro, terutama terhadap dollar Amerika.
Dan itu semua berkat lobbynya di PBB, tempat dimana dia dulunya dibesarkan. Kini skandal tentang global warming ini disebut juga dengan istilah “the Climategate.”
Padahal, jika masing-masing negara Eropa tetap menggunakan mata uangnya masing-masing, maka mereka akan lebih kuat saat menghadapi krisis dunia. Bukan seperti sekarang, ketika dunia dilanda krisis ekonomi, maka seluruh negara Eropa terseret masuk ke dalam krisis tersebut, karena memiliki mata uang yang sama.
Namun memang itulah yang mereka inginkan, dikala rakyat terkena krisis, namun para bangsawan dan pengusaha tingkat atas tak pernah merasakan krisis itu sendiri.
Kaitan The Bilderberg dan Depopulasi Dunia
Inti dari secret society atau kolompok rahasia ini sebenarnya sudah mengontrol dunia sejak lama sekali, ratusan tahun lalu, namun dengan keberadaan dunia yang canggih seperti internet, keberadaan mereka lebih mudah tercium.
Dr. Rima Laibow seorang dokter advokat (Natural Medicine Advocate), telah mengetahui dan bertemu dengan salah satu anggota ini tentang salah satu cara menjalani depopulasi ini, yaitu dengan VAKSINASI!
Selain itu, Dr. Rima juga menyatakan:

“Mereka tak ada hubungannya dengan suatu kelompok agama, tak ada hubungannya dengan suatu ras, tak ada hubungannya dengan suatu bangsa, tak ada hubungannya dengan suatu politik apapun atau hubungan lainnya, mereka menggunakan aturan mereka sendiri”, ujar Dr Rima tentang siapa mereka “para elit dunia” ini (lihat video dibawah halaman).

Jadi jika suatu masalah ada hubungan dengan itu semua, maka mereka para penganut satanic ini hanyalah MEMBONCENG! Agar dunia selalu ricuh dan berperang diantara kaum beragama atau believers!

 Mereka bahkan membuat kepercayaan-kepercayaan baru, juga membuat kelompok-kelompok baru yang berkedok agama, lalu menaruh diantara mereka (para believers).

Merekalah yang membuat yang tadinya satu menjadi pecah beberapa, merekalah yang membuat yang tadinya rukun menjadi berkelahi, dan mereka telah ada sejak ribuan tahun lamanya.

Kini, mereka adalah kelompok para “Elit Penguasa” yang memiliki pengaruh yang sangat besar dan sangat kuat serta kaya raya, dan yang pastinya: berhati jahat seperti iblis. Dan jumlah mereka sangat sedikit, hanya 120 orang saja.

Mereka adalah pengontrol keuangan dunia dan politik dunia, negara mana yang akan makmur, negara mana yang akan miskin, juga dikontrol oleh mereka.
Tak itu saja, mereka juga dapat mengontrol negara mana yang akan diperangi, suku mana yang akan dimusnahkan, suku mana yang akan dilindungi, negara mana yang akan ricuh, negara mana yang akan terpecah dan lain-lainnya, juga dikontrol oleh mereka.
Mereka jugalah yang memiliki kekuatan dunia, mereka menguasai industri farmasi dan obat-obatan dunia, mereka yang menguasai perusahaan-perusahaan raksasa dunia mulai dari perusahaan tambang, makanan, minuman hingga media masa di seluruh dunia.

Anggota mereka hanya sekitar 120 orang saja, namun begitu kuatnya mereka para pengendali dunia yang terdiri dari para “aristocrat” atau para elite raja, ratu, pengusaha papan atas dan sejenisnya yang sangat berpengaruh di dunia.
Seakan-akan merekalah yang membuat dunia ini berputar, dan mereka layaknya beranggapan seperti tuhan, takkan pernah mati. Namun hanya satu yang belum dapat mereka kontrol, yaitu: Populasi Dunia!
Cara-cara mereka untuk membuat dunia ini menjadi hanya 500 juta jiwa tidaklah mudah, namun agenda ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Dengan membonceng PBB, WHO, IMF, Bank Dunia dan lembaga dunia lainnya, banyak lembaga tersebut juga telah disusupi dan ikut berkolaborasi.
Tak itu saja, mereka juga menggabungkan beberapa kelompok pengusaha dan politikus yang sejalan, bertujuan dan berniat sama dengan mereka, oleh karenanya mereka semakin kuat dan semakin berpengaruh.

Bukti Nyata Ancaman Bilderberg Terhadap Peradaban Manusia

Beberapa pakar dan peneliti telah membeberkan bukti-bukti kongkrit tentang agenda mereka ini dan hal tersebut bukanlah isapan jempol namun suatu realita dan fakta nyata.

Adapun beberapa cara untuk mengurangi penduduk dunia adalah:
Melalui peperangan, membuat orang terinfeksi penyakit melalui vaksinasi, menyalurkan racun yang dimakan di dalam makanan kita sehari-hari, meracuni obat-obatan yang dikonsumsi orang sakit dan juga meracuni minuman melalui saluran air (lihat video dibawah).
Bahkan hingga virus-virus yang modifikasi buatan mereka, seperti virus flu babi, flu burung dan masih banyak lainnya.

Mereka juga sebarkan kebanyak negara di dunia baik itu melalui makanan dan minuman serta melalui hewan yang diimpor ataupun berupa chemtrails yang disemprot oleh pesawat di udara.
Proyek ini mereka namakan “Project Cloverleaf” 
Bukti tersebut ditambah lagi dengan makin banyaknya dibuat ratusan pemukiman di puluhan lokasi sebagai tempat konsentrasi penduduk yang nantinya akan diisolasi jika terinfeksi penyakit.
 Kamp Konsentrasi tersebut bernama “FEMA concentration camp” atau “FEMA Camp“, yang dibuat oleh FEMA yaitu badan penanggulangan bencana milik pemerintah Amerika.
Dan di setiap “FEMA camp” tersebut terdapat pula ribuan box panjang seperti layaknya peti mati, oleh karenanya dinamakan juga sebagai “FEMA Coffins“.
Salah satu bukti lagi keberadaan dan niatan mereka lainnya adalah: adanya “Monumental Instructions for the Post-Apocalypse” (Monumen Petunjuk untuk Hari Kiamat) dan dikenal juga sebagai “stonehenge” versi Amerika.
Monumen itu ada di sebuah bukit kecil di timur laut tandus Georgia telah berdiri monumen paling aneh dan misterius di dunia. (kordinat lokasi via satelit: 34.231984°N 82.894506°W)
Karena berlokasi di Georgia, maka dikenal juga dengan sebutan lain, sebagai ‘Georgia Guidestones’, enam struktur batu ini tingginya16 feet, dengan berat 20 ton ditiap batunya.

Memiliki empat pilar batu granit persegi panjang keatas, yang masing-masing pilar dipahat mengenai instruksi dan petunjuk dari kedelapan “bahasa kebudayaan terbesar” diantaranya bahasa hieroglif dari:
Arabic, Cina, Russia, Inggris, Spanyol, Hindi, Hebrew dan Swahili – dengan instruksi agar manusia yang selamat dari bencana besar dapat membangun kembali peradaban baru di Bumi ini dan sama sekali tidak meninggalkan serta melupakan sejarah para leluhur.

Keempat pilar dibentuk seperti tanda tambah (+ plus) dan mempunyai jarak sekitar 5 meter karenanya pusat tengahnya ada sebuah pilar lagi yang tertulis commandment didindingnya
Lalu diatasnya ditindih oleh batu granit berbentuk buku persegi empat. Jadi semuanya berjumlah 6 buah lempeng batu granit.
Di keempat sisi pada baru granit yang terbaring itu diatasnya, ada petunjuk dengan “bahasa kebudayaan tua” yang sudah lenyap di dunia yaitu:
  1. Bahasa Sanksekerta (Sanskrit)
  2. Yunani Kuno (Classical Greek)
  3. Babylonian Cuneiform
  4. Mesir Kuno (berupa simbol-simbol) atau Egyptian Hieroglyphic.
Apakah instruksi dalam delapan bahasa itu berkaitan dengan ramalan kiamat yang dibaut oleh mereka berupa Depopulasi Dunia?
Tapi yang jelas, bangunan ini didirikan oleh golongan Mansonic, Freemason, Illuminati, kaum pagan dan para pendukung golongan satanic lainnya. Terlihat mereka telah membuat situs ini namun pada sisi tertinggi di bidang datar teratas adalah lambang golongan mereka.
Jadi seakan-akan semua dan seluruh budaya di dunia ini berasal, tunduk dan berawal dari satu sumber yaitu golongan mereka yang ingin mendirikan New World Order (NWO).
Terbukti mereka berniat mengajarkan faham ini, dan  akan berlanjut di kebudayaan manusia berikutnya. Dan pada salah satu section tulisannya tertera bahwa populasi manusia dibawah 500.000.000 jiwa! Beberapa kalimatnya adalah sebagai berikut:
Pada section-4 di monument tertulis sepenggal kalimat:
- Membiarkan semua bangsa memerintah secara internal menyelesaikan sengketa eksternal di pengadilan dunia. (Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court)
- Menyatukan umat manusia Bumi dengan bahasa yang baru. (Unite humanity with a living new language) Dan,
- Mempertahankan manusia di bawah 500.000.000 dalam keseimbangan alam yang abadi. (Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature)
Atau lebih komplitnya:
1. Maintain humanity under 500,000,000 – in perpetual balance with nature.
2. Guide reproduction wisely — improving fitness and diversity.
3. Unite humanity with a living new language.
4. Rule passion — faith — tradition — and all things with tempered reason.
5. Protect people and nations with fair laws and just courts.
6. Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court.
7. Avoid petty laws and useless officials.
8. Balance personal rights with social duties.
9. Prize truth — beauty — love — seeking harmony with the infinite.
10. Be not a cancer on the earth — Leave room for nature — Leave room for nature.
Setelah bangunan monumen ini berdiri pada tahun 1979, lalu ditinggalkan begitu saja oleh para kontraktor dan pendirinya. Yang membuat monumen ini bernama samaran R. C. Christian yang disewa oleh Elberton Granite Finishing Company. (foto lain monument)

Selain itu, ada pula skenario yang sangat mungkin mereka lakukan selain beberapa skenario diatas tadi, yaitu skenario akan datangnya Sang Yesus, Mesiah, Imam Mahdi dan sejenisnya, namun direncanakan LEBIH AWAL alias PALSU, yaitu yang dibuat oleh kelompok mereka sendiri.
Caranya? Melalui teknologi terbaru, yaitu teknologi  HAARP  dan Hologram 3 Dimensi.


Melalui HAARP, mereka dapat memancarkan frekuensi gelombang radio yang nantinya akan membuat kita dapat mendengar “sesuatu” yang sebenarnya tak ada.
Karena jenis gelombang ini dapat masuk ke dalam otak dan membuat sistim indera pendengaran kita dapat mendengar walau tanpa speaker.
Dan lebih canggihnya lagi, HAARP dapat mengontrol pikiran manusia (Mind Control) tanpa orang tersebut mengetahui. (baca: Gila! HAARP Senjata Canggih, Mengatur Pikiran, Gempa dan Iklim Dunia! Termasuk Gempa dan Tsunami di Indonesia!  dan lihat video dibawah halamannya disana, wajib! Terutama PART-5! hanya 6 menit)
Lalu, bagaimana dengan pengelihatan kita, jika memang mereka melancarkan tipu daya datangnya “Juru Selamat “diakhir dunia? Mereka menggunakan teknologi visualisasi tercanggih, 3 Dimension Holograpic atau hologram 3 dimensi.

Satelit mereka yang banyak dapat memvisualisasikan benda ataupun gambar secara 3 dimensi dilangit setiap negara di dunia.
Mereka akan membuat sosok “Juru Selamat” diatas langit ditiap negara. Proyek ini dinamai Project Blue Beam. (baca: Project Heboh non-Agamais “Blue Beam”, Skenario Alien & Mahdi menuju Dunia Baru).
Sosok tersebut, dengan bantuan teknologi HAARP akan dapat berbicara, walau tanpa speaker. Dan bahasa yang digunakan adalah bahasa ibu, alias bahasa di negara bersangkutan.
Dengan begitu, apapun yang dinyatakan oleh hologram PENIPUAN Sang Juru Selamat, maka umat akan mau berbuat apa saja walau diadu domba sekalipun. Akhirnya, bukannya menciptakan kedamaian, malah akan membuat ricuh dunia bahkan peperangan besar-besaran.
Salah satu pakar yang mengetahui tentang masalah vaksinasi dari agenda depopulasi dunia adalah adalah Dr. Rima Laibow (Natural Medicine Advocate), ia sampai keluar dari AS demi keselamatan dirinya. Saat Jesse mau menemuinya Dr. Rima Laibow sedang berada di Panama, maka Jesse pun ke Panama.
Dr. Rima Laibow mengatakan kepada Jesse tentang semuanya (ada di dalam video dibawah) dan setelah berbincang dengan Jesse, ia juga mengatakan, dari Panama akan langsung kembali terbang ke negara lainnya dan keluar dari Panama demi keamanan dirinya agar tak dilacak oleh agen pemerintah.

Daftar Peserta Pertemuan Bilderberg 2014 Dirilis
Current list of Participants – Status 26 May 2014. Globalist confab reveals this year’s list of participants, set to attend in Copenhagen, Denmark, from May 29 – June 1, 2014
Chairman
FRA Castries, Henri de Chairman and CEO, AXA Group
DEU Achleitner, Paul M. Chairman of the Supervisory Board, Deutsche Bank AG
DEU Ackermann, Josef Former CEO, Deutsche Bank AG
GBR Agius, Marcus Non-Executive Chairman, PA Consulting Group
FIN Alahuhta, Matti Member of the Board, KONE; Chairman, Aalto University Foundation
GBR Alexander, Helen Chairman, UBM plc
USA Alexander, Keith B. Former Commander, U.S. Cyber Command; Former Director, National Security Agency
USA Altman, Roger C. Executive Chairman, Evercore
FIN Apunen, Matti Director, Finnish Business and Policy Forum EVA
DEU Asmussen, Jörg State Secretary of Labour and Social Affairs
HUN Bajnai, Gordon Former Prime Minister; Party Leader, Together 2014
GBR Balls, Edward M. Shadow Chancellor of the Exchequer
PRT Balsemão, Francisco Pinto Chairman, Impresa SGPS
FRA Baroin, François Member of Parliament (UMP); Mayor of Troyes
FRA Baverez, Nicolas Partner, Gibson, Dunn & Crutcher LLP
USA Berggruen, Nicolas Chairman, Berggruen Institute on Governance
ITA Bernabè, Franco Chairman, FB Group SRL
DNK Besenbacher, Flemming Chairman, The Carlsberg Group
NLD Beurden, Ben van CEO, Royal Dutch Shell plc
SWE Bildt, Carl Minister for Foreign Affairs
NOR Brandtzæg, Svein Richard President and CEO, Norsk Hydro ASA
INT Breedlove, Philip M. Supreme Allied Commander Europe
AUT Bronner, Oscar Publisher, Der STANDARD Verlagsgesellschaft m.b.H.
SWE Buskhe, Håkan President and CEO, Saab AB
TUR Çandar, Cengiz Senior Columnist, Al Monitor and Radikal
ESP Cebrián, Juan Luis Executive Chairman, Grupo PRISA
FRA Chalendar, Pierre-André de Chairman and CEO, Saint-Gobain
CAN Clark, W. Edmund Group President and CEO, TD Bank Group
INT Coeuré, Benoît Member of the Executive Board, European Central Bank
IRL Coveney, Simon Minister for Agriculture, Food and the Marine
GBR Cowper-Coles, Sherard Senior Adviser to the Group Chairman and Group CEO, HSBC Holdings plc
BEL Davignon, Etienne Minister of State
USA Donilon, Thomas E. Senior Partner, O’Melveny and Myers; Former U.S. National Security Advisor
DEU Döpfner, Mathias CEO, Axel Springer SE
GBR Dudley, Robert Group Chief Executive, BP plc
FIN Ehrnrooth, Henrik Chairman, Caverion Corporation, Otava and Pöyry PLC
ITA Elkann, John Chairman, Fiat S.p.A.
DEU Enders, Thomas CEO, Airbus Group
DNK Federspiel, Ulrik Executive Vice President, Haldor Topsøe A/S
USA Feldstein, Martin S. Professor of Economics, Harvard University; President Emeritus, NBER
CAN Ferguson, Brian President and CEO, Cenovus Energy Inc.
GBR Flint, Douglas J. Group Chairman, HSBC Holdings plc
ESP García-Margallo, José Manuel Minister of Foreign Affairs and Cooperation
USA Gfoeller, Michael Independent Consultant
TUR Göle, Nilüfer Professor of Sociology, École des Hautes Études en Sciences Sociales
USA Greenberg, Evan G. Chairman and CEO, ACE Group
GBR Greening, Justine Secretary of State for International Development
NLD Halberstadt, Victor Professor of Economics, Leiden University
USA Hockfield, Susan President Emerita, Massachusetts Institute of Technology
NOR Høegh, Leif O. Chairman, Höegh Autoliners AS
NOR Høegh, Westye Senior Advisor, Höegh Autoliners AS
USA Hoffman, Reid Co-Founder and Executive Chairman, LinkedIn
CHN Huang, Yiping Professor of Economics, National School of Development, Peking University
USA Jackson, Shirley Ann President, Rensselaer Polytechnic Institute
USA Jacobs, Kenneth M. Chairman and CEO, Lazard
USA Johnson, James A. Chairman, Johnson Capital Partners
USA Karp, Alex CEO, Palantir Technologies
USA Katz, Bruce J. Vice President and Co-Director, Metropolitan Policy Program, The Brookings Institution
CAN Kenney, Jason T. Minister of Employment and Social Development
GBR Kerr, John Deputy Chairman, Scottish Power
USA Kissinger, Henry A. Chairman, Kissinger Associates, Inc.
USA Kleinfeld, Klaus Chairman and CEO, Alcoa
TUR Koç, Mustafa Chairman, Koç Holding A.S.
DNK Kragh, Steffen President and CEO, Egmont
USA Kravis, Henry R. Co-Chairman and Co-CEO, Kohlberg Kravis Roberts & Co.
USA Kravis, Marie-Josée Senior Fellow and Vice Chair, Hudson Institute
CHE Kudelski, André Chairman and CEO, Kudelski Group
INT Lagarde, Christine Managing Director, International Monetary Fund
BEL Leysen, Thomas Chairman of the Board of Directors, KBC Group
USA Li, Cheng Director, John L.Thornton China Center,The Brookings Institution
SWE Lifvendahl, Tove Political Editor in Chief, Svenska Dagbladet
CHN Liu, He Minister, Office of the Central Leading Group on Financial and Economic Affairs
PRT Macedo, Paulo Minister of Health
FRA Macron, Emmanuel Deputy Secretary General of the Presidency
ITA Maggioni, Monica Editor-in-Chief, Rainews24, RAI TV
GBR Mandelson, Peter Chairman, Global Counsel LLP
USA McAfee, Andrew Principal Research Scientist, Massachusetts Institute of Technology
PRT Medeiros, Inês de Member of Parliament, Socialist Party
GBR Micklethwait, John Editor-in-Chief, The Economist
GRC Mitsotaki, Alexandra Chair, ActionAid Hellas
ITA Monti, Mario Senator-for-life; President, Bocconi University
USA Mundie, Craig J. Senior Advisor to the CEO, Microsoft Corporation
CAN Munroe-Blum, Heather Professor of Medicine and Principal (President) Emerita, McGill University
USA Murray, Charles A. W.H. Brady Scholar, American Enterprise Institute for Public Policy Research
NLD Netherlands, H.R.H. Princess Beatrix of the
ESP Nin Génova, Juan María Deputy Chairman and CEO, CaixaBank
FRA Nougayrède, Natalie Director and Executive Editor, Le Monde
DNK Olesen, Søren-Peter Professor; Member of the Board of Directors, The Carlsberg Foundation
FIN Ollila, Jorma Chairman, Royal Dutch Shell, plc; Chairman, Outokumpu Plc
TUR Oran, Umut Deputy Chairman, Republican People’s Party (CHP)
GBR Osborne, George Chancellor of the Exchequer
FRA Pellerin, Fleur State Secretary for Foreign Trade
USA Perle, Richard N. Resident Fellow, American Enterprise Institute
USA Petraeus, David H. Chairman, KKR Global Institute
CAN Poloz, Stephen S. Governor, Bank of Canada
INT Rasmussen, Anders Fogh Secretary General, NATO
DNK Rasmussen, Jørgen Huno Chairman of the Board of Trustees, The Lundbeck Foundation
INT Reding, Viviane Vice President and Commissioner for Justice, Fundamental Rights and Citizenship, European Commission
USA Reed, Kasim Mayor of Atlanta
CAN Reisman, Heather M. Chair and CEO, Indigo Books & Music Inc.
NOR Reiten, Eivind Chairman, Klaveness Marine Holding AS
DEU Röttgen, Norbert Chairman, Foreign Affairs Committee, German Bundestag
USA Rubin, Robert E. Co-Chair, Council on Foreign Relations; Former Secretary of the Treasury
USA Rumer, Eugene Senior Associate and Director, Russia and Eurasia Program, Carnegie Endowment for International Peace
NOR Rynning-Tønnesen, Christian President and CEO, Statkraft AS
NLD Samsom, Diederik M. Parliamentary Leader PvdA (Labour Party)
GBR Sawers, John Chief, Secret Intelligence Service
NLD Scheffer, Paul J. Author; Professor of European Studies, Tilburg University
NLD Schippers, Edith Minister of Health, Welfare and Sport
USA Schmidt, Eric E. Executive Chairman, Google Inc.
AUT Scholten, Rudolf CEO, Oesterreichische Kontrollbank AG
USA Shih, Clara CEO and Founder, Hearsay Social
FIN Siilasmaa, Risto K. Chairman of the Board of Directors and Interim CEO, Nokia Corporation
ESP Spain, H.M. the Queen of
USA Spence, A. Michael Professor of Economics, New York University
FIN Stadigh, Kari President and CEO, Sampo plc
USA Summers, Lawrence H. Charles W. Eliot University Professor, Harvard University
IRL Sutherland, Peter D. Chairman, Goldman Sachs International; UN Special Representative for Migration
SWE Svanberg, Carl-Henric Chairman, Volvo AB and BP plc
TUR Taftalı, A. Ümit Member of the Board, Suna and Inan Kiraç Foundation
USA Thiel, Peter A. President, Thiel Capital
DNK Topsøe, Henrik Chairman, Haldor Topsøe A/S
GRC Tsoukalis, Loukas President, Hellenic Foundation for European and Foreign Policy
NOR Ulltveit-Moe, Jens Founder and CEO, Umoe AS
INT Üzümcü, Ahmet Director-General, Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons
CHE Vasella, Daniel L. Honorary Chairman, Novartis International
FIN Wahlroos, Björn Chairman, Sampo plc
SWE Wallenberg, Jacob Chairman, Investor AB
SWE Wallenberg, Marcus Chairman of the Board of Directors, Skandinaviska Enskilda Banken AB
USA Warsh, Kevin M. Distinguished Visiting Fellow and Lecturer, Stanford University
GBR Wolf, Martin H. Chief Economics Commentator, The Financial Times
USA Wolfensohn, James D. Chairman and CEO, Wolfensohn and Company
NLD Zalm, Gerrit Chairman of the Managing Board, ABN-AMRO Bank N.V.
GRC Zanias, George Chairman of the Board, National Bank of Greece
USA Zoellick, Robert B. Chairman, Board of International Advisors, The Goldman Sachs Group
Keterangan singkatan:
AUT Austria
BEL Belgium
CAN Canada
CHE Switzerland
CHN China
DEU Germany
DNK Denmark
ESP Spain
FIN Finland
FRA France
GBR Great Britain
GRC Greece
HUN Hungary
INT International
IRL Ireland
ITA Italy
NLD Netherlands
NOR Norway
PRT Portugal
SWE Sweden
TUR Turkey
USA United States of America

Infowars analysis note: The official list ends above. What’s important to understand is that there are always members who will be attending, but who don’t want to be included in the list, due to laws such as 18 U.S. Code § 953, otherwise known as the Logan Act, which makes it a felony offense – punishable under federal law with imprisonment of up to three years – for any member of federal or state government to meet with members of a foreign government without the express authority and authorization of the president or congress.
Yesterday, Bilderberg put out a press release detailing the official talking points to be addressed at this year’s meeting. From our research, this is not their primary agenda, but usually one put out to appease the media:
Copenhagen, 26 May 2014 – The 62nd Bilderberg meeting is set to take place from 29 May until 1 June 2014 in Copenhagen, Denmark. A total of around 140 participants from 22 countries have confirmed their attendance. As ever, a diverse group of political leaders and experts from industry, finance, academia and the media have been invited. The list of participants is available on http://www.bilderbergmeetings.org
The key topics for discussion this year include:
• Is the economic recovery sustainable?
• Who will pay for the demographics?
• Does privacy exist?
• How special is the relationship in intelligence sharing?
• Big shifts in technology and jobs
• The future of democracy and the middle class trap
• China’s political and economic outlook
• The new architecture of the Middle East
• Ukraine
• What next for Europe?
• Current events
Founded in 1954, Bilderberg is an annual conference designed to foster dialogue between Europe and North America. Every year, between 120-150 political leaders and experts from industry, finance, academia and the media are invited to take part in the conference. About two thirds of the participants come from Europe and the rest from North America; approximately one third from politics and government and the rest from other fields.
The conference is a forum for informal discussions about major issues facing the world. The meetings are held under the Chatham House Rule, which states that participants are free to use the information received, but neither the identity nor the affiliation of the speaker(s) nor of any other participant may be revealed.
Thanks to the private nature of the conference, the participants are not bound by the conventions of their office or by pre-agreed positions. As such, they can take time to listen, reflect and gather insights.
There is no desired outcome, no resolutions are proposed, no votes are taken, and no policy statements are issued.
Paul Joseph Watson’s latest article revealing this year’s agenda from inside sources.
Bilderberg Agenda Revealed: Elite Desperate to Rescue Unipolar World
Paul Joseph Watson

The 2014 Bilderberg meeting in Copenhagen, Denmark is taking place amidst a climate of panic for many of the 120 globalists set to attend the secretive confab, with Russia’s intransigence on the crisis in Ukraine and the anti-EU revolution sweeping Europe posing a serious threat to the unipolar world order Bilderberg spent over 60 years helping to build.

Inside sources confirm to Infowars that the elite conference, which will take place from Thursday onwards at the five star Marriott Hotel, will center around how to derail a global political awakening that threatens to hinder Bilderberg’s long standing agenda to centralize power into a one world political federation, a goal set to be advanced with the passage of the Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP), which will undoubtedly be a central topic of discussion at this year’s meeting.
The TTIP represents an integral component of Bilderberg’s attempt to rescue the unipolar world by creating a “world company,” initially a free trade area, which would connect the United States with Europe. Just as the European Union started as a mere free trade area and was eventually transformed into a political federation which controls upwards of 50 per cent of its member states’ laws and regulations with total contempt for national sovereignty and democracy, TTIP is designed to accomplish the same goal, only on a bigger scale.
The deal is being spearheaded by Obama’s U.S. Trade Representative Michael Froman, a Wall Street insider and a CFR member, Bilderberg’s sister organization. Froman is simultaneously helping to build another block of this global government, the Trans-Pacific Partnership, which is a similar project involving Asian countries.
 iven that Bilderberg schemed to create the Euro single currency as far back as 1955 (Bilderberg chairman Étienne Davignon bragged about how the Euro single currency was a brainchild of the Bilderberg in 2009 interview), the results of the European elections are sure to have stirred outright alarm amongst Bilderberg globalists who are aghast that their planned EU superstate is being eroded as a result of a populist resistance mainly centered around animosity towards uncontrolled immigration policies.
In Denmark itself, the buzz is centered around Morten Messerschmidt and the Danish People’s party, which won 27% of the vote in the Euro elections and doubled its number of MEPs. Although some are wary of Messerschmidt’s far right inclinations, his success reflects a general resentment not only in Denmark but across Europe towards immigration and the welfare state, concerns that the EU has only exasperated.
Meanwhile in France, Marine Le Pen is carving out a role as the face of a conservative movement that threatens “to break up one united Europe,” with her European election win being described as an “earthquake” that has rattled the political heart of Europe.
Voters in the United Kingdom also delivered a thumping rejection of the EU and in turn Bilderberg with the success of Nigel Farage and UKIP, a Euroskeptic triumph some are labeling the “most extraordinary” election result for 100 years.
As well as TTIP and the fallout from the European election disaster, Bilderberg will be tackling a number of other key issues, most of which will revolve around the continued effort to centralize economic power under several different guises, including a carbon tax paid directly to the United Nations, with the financial hit being taken by individuals as big companies are granted special “waivers” that will allow them to continue to pollute.
The rumbling crisis in Ukraine and the relationship between Russia and NATO will also be a focal point of Bilderberg 2014. Globalists now consider Vladimir Putin to have ostracized Russia from the new world order because he dared to “challenge the international system,” as John Kerry put it.
Bilderberg will discuss fears that Putin is intent on constructing an alternative world order based around the BRICS countries, a “multi-polar” system that would devastate the dollar as the world reserve currency and also heavily dilute the current US-EU-NATO power axis.
Note: Infowars reporters will be on the ground all this week to cover the 2014 Bilderberg Group conference in Copenhagen, Denmark.
***
(sumber: Infowars, 2 , edited: Admin, IndoCropCircles).

0 ulasan :

Post a Comment

terima kasih karena berkunjung di halaman kami...